Selasa, 29 September 2020

Penafsiran Ikatan Internasional Terlengkap

Penafsiran Ikatan internasional, Teori, Konsep serta Prinsip merupakan sesuatu bidang akademis serta kebijakan publik serta bisa bertabiat positif ataupun normatif sebab Ikatan Internasional berupaya menganalisis dan merumuskan kebijakan luar negara negara- negara

Ikatan Internasional, merupakan cabang dari ilmu politik, ialah sesuatu riset tentang persoalan- persoalan luar negara serta isu- isu global di antara negara- negara dalam sistem internasional, tercantum kedudukan negara- negara, organisasi- organisasi antarpemerintah, organisasi- organisasi nonpemerintah ataupun lembaga swadaya warga, serta perusahaan- perusahaan multinasional.

Ikatan Internasional merupakan sesuatu bidang akademis serta kebijakan publik serta bisa bertabiat positif ataupun normatif sebab Ikatan Internasional berupaya menganalisis dan merumuskan kebijakan luar negara negara- negara tertentu. Tidak hanya ilmu politik, Ikatan Internasional memakai pelbagai bidang ilmu semacam ekonomi, sejarah, hukum, filsafat, geografi, sosiologi, antropologi, psikologi, studi- studi budaya dalam kajian- kajiannya. HI mencakup rentang isu yang luas, dari globalisasi serta dampak- dampaknya terhadap masyarakat- masyarakat serta kedaulatan negeri hingga kelestrarian ekologis, proliferasi nuklir, nasionalisme, pertumbuhan ekonomi, terorisme, kejahatan yang terorganisasi, keselamatan umat manusia, serta hak- hak asasi manusia.

Ikatan Internasional ialah Sesuatu proses interaksi manusia yang terjalin diantara bangsa buat bisa menggapai sesuatu tujuan. Ikatan tersebut bisa berbentuk sesuatu interaksi antarindividu( misalnya wisatawan, mahasiswa, dan jugapekerja asing); diantarkelompok( misalnya yakni lembaga- lembaga sosial, dan pula perdagangan); ataupun pula ikatan antarnegara( misalnya yakni negara- negara yang menjalakan sesuatu ikatan ekonomi, pertahanan, keamanan, sosial, budaya,

ataupun pula negeri” Hubungan internasional yang membentuk organisasi internasional semacam Sejarah PBB ataupun pula ASEAN).

Apa yang secara eksplisit diakui bagaikan teori ikatan internasional tidak dibesarkan hingga sehabis Perang Dunia I, serta dibahas secara lebih rinci di dasar ini. Tetapi, teori HI mempunyai tradisi panjang memakai karya ilmu- ilmu sosial yang lain. Pemakaian huruf besar“ H” serta“ I” dalam ikatan internasional bertujuan buat membedakan disiplin Ikatan Internasional dari fenomena ikatan internasional.

Banyak orang yang melansir Sejarah Perang Peloponnesia karya Thucydides bagaikan inspirasi untuk teori realis, dengan Leviathan karya Hobbes serta The Prince karya Machiavelli membagikan pengembangan lebih lanjut. Demikian pula, liberalisme memakai karya Kant serta Rousseau, dengan karya Kant kerap dilansir bagaikan pengembangan awal dari Teori Perdamaian Demokratis. Walaupun hak- hak asasi manusia kontemporer secara signifikan berbeda dengan tipe hak- hak yang didambakan dalam hukum alam, Francisco de Vitoria, Hugo Grotius, serta John Locke membagikan pernyataan- pernyataan awal tentang hak buat memperoleh hak- hak tertentu bersumber pada kemanusiaan secara universal. Pada abad ke- 20, tidak hanya teori- teori kontemporer intenasionalisme liberal, Marxisme ialah landasan ikatan internasional.

Teori Epistemologi serta teori HI

Teori- teori Utama Ikatan Internasional Realisme Neorealisme Idealisme Liberalisme Neoliberalisme Marxisme Teori dependensi Teori kritis Konstruksivisme Fungsionalisme Neofungsiionalisme Secara garis besar teori- teori HI bisa dipecah jadi 2 pemikiran epistemologis“ positivis” serta“ pasca- positivis”.

Teori- teori positivis bertujuan mereplikasi metode- metode ilmu- ilmu sosial dengan menganalisis akibat kekuatan- kekuatan material. Teori- teori ini umumnya berfokus bermacam aspek semacam interaksi negara- negara, dimensi kekuatan- kekuatan militer, penyeimbang kekuasaaan serta lain- lain. Epistemologi pasca- positivis menolak ilham kalau dunia sosial bisa dipelajari dengan metode yang objektif serta bebas- nilai. Epistemologi ini menolak ide- ide sentral tentang neo- realisme/ liberalisme, semacam teori opsi rasional, dengan alibi kalau tata cara ilmiah tidak bisa diterapkan ke dalam dunia sosial serta kalau sesuatu“ ilmu” HI merupakan tidak bisa jadi.

Perbandingan kunci antara kedua pemikiran tersebut merupakan kalau sedangkan teori- teori positivis, semacam neo- realisme, menawarkan bermacam uraian yang bertabiat kausalitas( semacam kenapa serta gimana kekuasaan diterapkan), teori pasca- positivis pasca- positivis berfokus pada pertanyaan- pertanyaan konstitutif, bagaikan contoh apa yang dimaksudkan dengan“ kekuasaan”; hal- hal apa sajakah yang membentuknya, gimana kekuasaan dirasakan serta gimana kekuasaan direproduksi. Teori- teori pasca- positivs secara eksplisit kerap mempromosikan pendekatan normatif terhadap HI, dengan memikirkan etika. 

Perihal ini ialah suatu yang kerap diabaikan dalam HI“ tradisional” sebab teori- teori positivis membuat perbandingan antara“ fakta- fakta” serta penilaian- penilaian normatif, ataupun“ nilai- nilai”. Sepanjang periode akhir 1980- an/ 1990 perdebatan antara para pendukung teori- teori positivis serta para pendukung teori- teori pasca- positivis jadi perdebatan yang dominan serta diucap bagaikan“ Perdebatan Terbanyak” Ketiga( Lapid 1989.) Teori- teori pascastrukturalis

Teori- teori pascastrukturalis dalam HI tumbuh pada 1980- an dari studi- studi pascamodernis dalam ilmu politik. Pasca- strukturalisme mengeksplorasi dekonstruksi konsep- konsep yang secara tradisional tidak problematis dalam HI, semacam kekuasaan serta agensi serta mempelajari gimana pengkonstruksian konsep- konsep ini membentuk hubungan- hubungan internasional. 

Riset terhadap“ narasi” memainkan kedudukan yang berarti dalam analisis pascastrukturalis, bagaikan contoh riset pascastrukturalis feminis sudah mempelajari kedudukan yang dimainkan oleh“ kalangan perempuan” dalam warga global serta gimana kalangan perempuan dikonstruksi dalam perang bagaikan“ tanpa dosa”( innocent) serta“ masyarakat sipil”. Contoh- contoh studi pasca- positivis mencakup: Pelbagai wujud feminisme( perang“ gender” war—“ gendering” war) Pascakolonialisme( tantangan- tantangan dari sentrisme Eropa dalam HI) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar